DUNIA TEKNIK SIPIL
Selasa, 09 Juli 2013
Teori Tugas Besar "PONDASI 1"
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Tinjauan Konstruksi
Suatu konstruksi yang
direncanakan selalu membutuhkan perhitungan agar dapat menghasilkan konstruksi
yang kokoh, stabil dan efisien serta tidak royal, termasuk bendungan, jembatan,
jalan raya. Umumnya mempunyai dua komponen utama yaitu bangunan atas dan
bangunan bawah, dimana bangunan atas lebih
diperuntukkan sebagai
fungsi dan tujuan dari konstruksi tersebut dan bangunan bawah berfungsi sebagai
dasar atau tempat kedudukan bangunan atas dalam kondisi stabil dan ekonomis.
Dengan demikian Teknik
Pondasi adalah ilmu pengetahuan yang memakai prinsip mekanika/stabilitas
konstruksi sangat dipengaruhi oleh gaya yang terjadi dalam tanah juga
beban-beban yang bekerja di atas.
Pondasi yang baik adalah
pondasi yang murah tetapi kuat, untuk memperoleh keduanya maka konstruksi
pondasi harus dibuat sesuai dengan kondisi tanah. Tanah sebagai tempat pondasi
hendaknya tidak terjadi keruntuhan, kelonsoran total akibat gaya geser tanah.
Kedua kondisi tersebut sangat menentukan daya dukung pondasi dengan tanah
dasarnya.
B.
Klasifikasi Pondasi
Adapun
klasifikasi pondasi dalam konstruksi yaitu sebagai berikut :
a. Pondasi dengan biasanya
disebut pondasi telapak, ada yang menerus lokal atau setempat.
b. Pondasi dalam contohnya
pondasi sumuran
c.
Bentuk pondasi yang lain adalah konstruksi tembok penahan
yaitu yang menahan tanah, diperkirakan dari keruntuhan, kelonsoran total akibat
gaya geser tanah. Kedua hal tersebut sangat menentukan daya dukung tanah
dasarnya.
d. Pondasi khusus yaitu
pondasi yang tidak tercakup terhadap yang disebut di atas
C.
Maksud Dan Tujuan Pondasi
Yang dimaksud dengan
pondasi adalah bangunan yang dapat menahan berbagai macam beban, baik
horizontal maupun vertikal dalam kondisi stabil. Adapun tujuannya yaitu untuk
menahan beban-beban yang terjadi sehingga menghasilkan kestabilan konstruksi.
D. Pengertian Dan Penggunaan Dinding
Penahan Tanah
Dinding
penahan tanah adalah suatu konstruksi penahan agar tanah tidak longsor. Konstruksi ini digunakan
untuk suatu tebing yang agak tegak. Dinding penahan yang digunakan bila suatu
jalan dibangun berbatasan dengan sungai, danau, atau tanah payau.
Bahan yang digunakan di
belakang dinding penahan disebut tanah urugan (back filk). Tanah urugan ini
sebaiknya dipilih dari bahan lolos air atau tanah berbutir seperti pasir,
kerikil atau batu pecah. Tanah lempung sangat tidak disarankan untuk digunakan
sebagai tanah urugan.
E.
Jenis Dinding Penahan
Tanah
Menurut bahan
konstruksi, dinding penahan dibagi atas dua yaitu dari pasangan batu dan beton
pracetak. Berdasarkan bentuk konstruksinya dan caranya menahan tanah, dinding
penahan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Dinding gravitasi
Jenis ini
menggantungkan seluruh kestabilan pada berat dinding itu sendiri karena
bentuknya sederhana dan pelaksanaannya mudah, maka diperlukan konstruksi
bangunan yang tidak tinggi. Bahannya dapat dibuat dari pasangan batu atau beton
tanpa tulangan, kecuali pada permukaan luar untuk mencegah retak-retak akibat
perubah suhu.
b. Dinding penahan semi
gravitasi
Jenis ini
mempunyai fungsi sama dengan dinding gravitasi, hanya bagian bawah diperluas.
Penampang dinding dapat direduksi.
c.
Dinding penahan dengan sisi belakang
tegak
Jenis ini
dapat dibuat dari beton tanpa tulangan atau dengan tulangan. Dinding penahan
dengan tulangan lebih ekonomis terutama untuk dinding yang relatif tinggi.
d. Dinding penahan dengan
sisi belakang miring
Jenis ini
terbuat dari tanpa beton tulangan dan cukup baik digunakan dinding yang tinggi.
e.
Dinding penahan dengan kensel
Jenis ini
terbuat dari beton bertulang dan secara statis merupakan konstruksi yang kokoh
dengan keseimbangan momen yang baik, tanah dasar yang baik. Diatas kesel dapat
diletakkan instalasi-instalasi bawah tanah, seperti pipa air minum, air limbah,
jaringan telepon atau listrik.
f.
Dinding penahan dengan sandaran
Jenis ini
dapat dibuat dari susunan batu atau beton. Tembok penahan ini digunakan bila
tanah asli dibelakang cukup baik dan tekanan tanahnya relatif kecil.
g. Dinding penahan dengan
balok kontilever (q)
Bila dinding
tinggi, maka tekanan tanah yang bekerja pada dinding cenderung untuk
menggulingkan dinding, untuk itu agar ekonomis sebaiknya digunakan dinding
kontilever. Dinding ini mempunyai bagian pada dasarnya memanjang di bawah tanah
urugan dan berat tanah diatas kaki tersebut dapat membantu mencegah
tergulingnya dinding.
h. Dinding penahan dengan
penyokong di sisi dalam
Dinding penahan jenis ini,
hampir sama dengan cantilever, tetapi pada jarak tertentu didukung oleh
plat-plat vertikal yang diletakkan di belakang dinding. Jenis ini digunakan
pada dinding yang tingginya lebih dari 8 meter.
i.
Dinding penyokong dari luar
Dinding jenis
ini hampir sama dengan dinding counteryort, hanya pada jenis ini penyokong ditempatkan di depan dinding.
j.
Dinding penahan khusus
·
Dinding penahan yang tersusun dari balok-balok beton pracetak
misalnya dinding krib.
·
Dinding penahan dari bronjong
·
Dinding penahan tipe kotak
·
Dinding penahan bentuk y terbalik
·
Dinding penahan dengan pelebar arah dan konsel.
F.
Pemilihan Macam Dinding
Pemilihan
macam dinding penahan tanah tergantung dari pertimbangan teknik dan ekonomi,
yang perlu diperhatikan adalah sifat-sifat tanah asli, kondisi tanah urugan,
kondisi lingkungan setempat dan kondisi lapangan. Sebagai pegangan dapat
digunakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Dinding penahan dari
pasangan batu dan dinding penahan gravitasi dapat digunakan untuk ketinggian 3
– 6 meter.
b. Dinding penahan dengan
balok kantilever digunakan untuk ketinggian 3 – 8 meter.
c.
Dinding penahan dengan plat penopang digunakan untuk
ketinggian 8 – 15 meter.
BAB II
TEKANAN TANAH
Tekanan dari tanah ke
suatu struktur disebut tekanan tanah
A.
Tekanan Tanah Aktif
Seandainya
gaya yang dikerjakan lebih kecil daripada tekanan tanah maka tembok itu akan
bergerak dan tanah ikut bergerak/melendut. Dalam hal ini, tanah dalam kondisi
aktif pada keseimbangan plastis.
Karena tanah
dalam keadaan runtuh, maka kekuatan geser tanah diubah sehingga mengandung
tegangan utama.
Bila dinding
tembok penahan menerima gaya tekanan tanah dalam kondisi diam, agar tetap
stabil maka diperlukan gaya yang sama besar dengan tekanan tanah serta
berlawanan arah.
Tinjauan suatu
tembok yang kecenderungan adanya pergeseran ditahan oleh tanah yang berada di
depan kaki tembok setinggi Z apabila tembok itu sampai bergeser, , maka tanah
penahan akan tertekan sedikit demi sedikit. Tekanan vertikal (CVI) tetap konstan
dan DN bertambah dalam hal ini tegangan horizontal (Phi).
C.
Muka Tanah Miring Tidak
Kohesif
Untuk muka
tanah yang miring, metode Rankine meninjau keseimbangan status suatu elemen
pada kedalaman Y, maka tanah leteran bekerja sejajar dengan permukaan tanah.
Karena metode Rankine menganggap dinding tanpa priksi maka tegangan pada bagian
depan yang vertikal dari elemen tersebut merupakan tegangan utama.
Manfaat TI Bagi Teknik Sipil
Seperti
yang disebutkan diatas Software Teknik Sipil tentu akan Memudahkan Para
Civil Enggginering dalam Melakukan Pekerjaan. dizaman dahulu orang
Mendesain sebuah bangunan membutuhkan Waktu yang lama karena Menggambar
bangunan tersebut dilakukan secara manual, namun saat ini hanya butuh
waktu yang singkat untuk menciptakan sebuah desain Bangunan yang
diinginkan, hal itu disebabkan karena bantuan Software. Begitu juga
dengan perhitungan struktur saat ini sudah membutuhkan waktu yang
singkat jika dibandingkan dengan menghitung secara manual. - See more
at:
http://kampus-sipil.blogspot.com/2013/02/macam-macam-software-teknik-sipil.html#sthash.1uUXCbMR.dpuf
Dengan berkembangnya Teknologi Informasi (TI) sangat mendukung kinerja
dari berbagai bidang, salah satunya bidang teknik sipil. Hal itu dapat
dibuktikan dengan kemunculan software-software yang berhubungan dengan
teknik sipil seperti AutoCad, ArchiCad, ETabs, dsb. Selain untuk
mempercepat, dan memudahkan pekerjaan, software-software ini juga dapat
memberikan ketepatan yang lebih presisi dibandingkan kerja manual. Kali
ini kami akan lebih mendetailkan software-software tersebut. Mulai dari
yang pertama:
1. AutoCad
AutoCAD adalah perangkat lunak komputer CAD
untuk menggambar 2 dimensi dan 3 dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk. Keluarga
produk AutoCAD, secara keseluruhan, adalah software CAD yang paling banyak
digunakan di dunia.
AutoCAD
digunakan oleh insinyur sipil, land developers, arsitek, insinyur mesin, desainer
interior dan lain-lain.
Format
data asli AutoCAD, DWG, dan yang lebih
tidak populer, Format data yang bisa dipertukarkan (interchange file format) DXF, secara de facto menjadi standard data CAD. Akhir-akhir ini AutoCAD
sudah mendukung DWF, sebuah format
yang diterbitkan dan dipromosikan oleh Autodesk untuk mempublikasikan data CAD.
AutoCAD
saat ini hanya berjalan disistem operasi Microsoft. Versi untuk Unix
dan Macintosh sempat dikeluarkan tahun 1980-an dan 1990-an, tetapi
kemudian tidak dilanjutkan. AutoCAD masih bisa berjalan di emulator seperti Virtual PC atau Wine.
AutoCAD
dan AutoCAD LT tersedia dalam bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Italia,
Spanyol, Jepang, Korea, Tionghoa Sederhana, Tionghoa Tradisional, Rusia, Ceko,
Polandia, Hongaria, Brasil, Portugis, Denmark, Belanda, Swedia, Finlandia,
Norwegia dan Vietnam.
Dan saat ini AutoCad juga muncul dari banyak versi salah satunya yang terbaru adalah AutoCad 2012.
2. ArchiCad
ArchiCAD adalah software untuk desain arsitektur yang dikembangkan oleh
Graphisoft. ArchiCAD menggunakan konsep virtual building (bangunan
virtual) yang akan mewujudkan bentuk 3 dimensi dari desain 2 dimensi
yang dibuat. Para arsitek akan bisa mempercepat pekerjaan mereka dengan
menggunakan ArchiCAD. Berbagai template desain telah disiapkan dan cukup
banyak plugin yang disiapkan oleh Graphisoft untuk menunjang
pengembangan desain anda.
3. ETABS
ETABS adalah
salah satu applikasi yang sangat populer di dunia teknik sipil. Software buatan
CSI Berkeley ini memang sangat powerful dalam melakukan
pemodelan struktur, analisis, dan desain. Kebanyakan para perencana high
rise building menjadikan ETABS sebagai pilihan pertama dan utama dalam
melakukan analisis dinamik, karena memang analisis dinamik ini agak-agak butuh
waktu dan keringat yang berlebihan jika dicoba dihitung secara manual. Analisis
dinamik nggak sesederhana analisis statik yang cukup mengandalkan konsep
kesetimbangan gaya saja.
Hmm…
sebagai software yang tangguh, ETABS tentunya butuh resource yang
mendukung. Paling tidak ada tiga komponen perangkat komputer yang ngaruh
terhadap performa ETABS, yaitu : kecepatan processor, kapasitas memori (RAM), dan besarnya memori kartu grafis (VGA card). Dua yang pertama berguna untuk
memaksimalkan kinerja pada saat proses analisis (run) berlangsung, dan juga
ketika memuat (loading) data baik itu ketika loading database maupun loading
hasil analisis (output). Sementara VGA card sendiri yaa tentu saja buat
memaksimalkan tampilan grafis yang muncul.
Kalau kita sedang menggunakan ETABS, tentu hal yang
paling sering dilakukan oleh ETABS adalah refresh drawing atau redraw.
Sejak memulai menjalankan program ETABS sampai aplikasi tersebut ditutup, ETABS
harus melakukan redraw secara otomatis setiap kali user selesai melakukan
perintah-perintah tertentu, misalnya, setelah membuat elemen (kolom, balok,
pelat), setelah assigning apa saja (section, load, dll), mengubah
tampilan (plan, elevation, 3D), menampilkan informasi seperti label, section,
end-releases, dsb.
Intinya,
VGA card-lah yang paling banyak (baca: paling sering) bekerja sewaktu ETABS
dijalankan. Memang sih, dalam kenyataannya di antara pengguna ETABS, yang
selalu diperhatikan adalah kecepatan prosessor dan besarnya memori (RAM),
soalnya mereka berorientasi pada hasil (output). Kecepatan running (calculating)
adalah satu-satunya indikator cepat-tidaknya ETABS dalam beroperasi. Dan memang
pada saat nge-run ETABS, seluruh dunia seakan berhenti berputar, biarkan
ETABS selesai dulu :D. Padahal, tugas ETABS bukan hanya running, tapi
juga menampilkan output. Kami sendiri sering mengalami proses running
yang nggak lama-lama amat, tapi waktu mau menampilkan outpunya, ETABS harus
bekerja keras untuk redraw setiap kali dibutuhkan.
Sistematika Penulisan Makalah Teknik Sipil
Sistematika Penulisan Makalah Teknik Sipil
Sistematika Penulisan Makalah Teknik Sipil
Sistematika Penulisan Makalah Teknik Sipil
Dalam penulisan Makalah Teknik Sipil, maka sistematika penulisannya sama seperti Penulisan Makalah pada Umumnya.
Berikut sistematika Penulisan Makalah Teknik Sipil.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab pendahuluan ini, akan dibahas tentang Dasar pikir yang membuat kita memilih untuk membahas dan menulis topik tersebut. dasar pikir tersebut harus objektif berdasarkan kondisi lapangan atau berdasarkan teori.
Selain Dasar pikir atau Latar belakang dari alasan penulisan Topik yang kita pilih. pada BAB 1 juga akan dibahas tentang Outline dari Masalah atau Topik Bahasan yang pilih, serta menjelaskan tentang Maksud dan Tujuan sampai pada Hasil yang ingin dicapai dalam Penulisan Makalah Teknik Sipil itu.
BAB II PEMBAHASAN
Dalam Bab Pembahasan kita akan menghimpun dan menjelakan semua informasi yang berhubungan dengan Topik yang kita bahas dan tentu berlandaskan pada teori-teori atau data-data yang valid untuk mendukung keilmiahan Makalah Teknik Sipil yang dibuat.
- See more at: http://kampus-sipil.blogspot.com/2013/02/cara-membuat-makalah-teknik-sipil.html#sthash.svgwb4Nq.dpufDalam Bab pendahuluan ini, akan dibahas tentang Dasar pikir yang membuat kita memilih untuk membahas dan menulis topik tersebut. dasar pikir tersebut harus objektif berdasarkan kondisi lapangan atau berdasarkan teori.
Selain Dasar pikir atau Latar belakang dari alasan penulisan Topik yang kita pilih. pada BAB 1 juga akan dibahas tentang Outline dari Masalah atau Topik Bahasan yang pilih, serta menjelaskan tentang Maksud dan Tujuan sampai pada Hasil yang ingin dicapai dalam Penulisan Makalah Teknik Sipil itu.
BAB II PEMBAHASAN
Dalam Bab Pembahasan kita akan menghimpun dan menjelakan semua informasi yang berhubungan dengan Topik yang kita bahas dan tentu berlandaskan pada teori-teori atau data-data yang valid untuk mendukung keilmiahan Makalah Teknik Sipil yang dibuat.
Dalam penulisan Makalah Teknik Sipil, maka sistematika penulisannya sama seperti Penulisan Makalah pada Umumnya.
Berikut sistematika Penulisan Makalah Teknik Sipil.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab pendahuluan ini, akan dibahas tentang Dasar pikir yang membuat kita memilih untuk membahas dan menulis topik tersebut. dasar pikir tersebut harus objektif berdasarkan kondisi lapangan atau berdasarkan teori.
Selain Dasar pikir atau Latar belakang dari alasan penulisan Topik yang kita pilih. pada BAB 1 juga akan dibahas tentang Outline dari Masalah atau Topik Bahasan yang pilih, serta menjelaskan tentang Maksud dan Tujuan sampai pada Hasil yang ingin dicapai dalam Penulisan Makalah Teknik Sipil itu.
BAB II PEMBAHASAN
Dalam Bab Pembahasan kita akan menghimpun dan menjelakan semua informasi yang berhubungan dengan Topik yang kita bahas dan tentu berlandaskan pada teori-teori atau data-data yang valid untuk mendukung keilmiahan Makalah Teknik Sipil yang dibuat.
- See more at: http://kampus-sipil.blogspot.com/2013/02/cara-membuat-makalah-teknik-sipil.html#sthash.svgwb4Nq.dpufDalam Bab pendahuluan ini, akan dibahas tentang Dasar pikir yang membuat kita memilih untuk membahas dan menulis topik tersebut. dasar pikir tersebut harus objektif berdasarkan kondisi lapangan atau berdasarkan teori.
Selain Dasar pikir atau Latar belakang dari alasan penulisan Topik yang kita pilih. pada BAB 1 juga akan dibahas tentang Outline dari Masalah atau Topik Bahasan yang pilih, serta menjelaskan tentang Maksud dan Tujuan sampai pada Hasil yang ingin dicapai dalam Penulisan Makalah Teknik Sipil itu.
BAB II PEMBAHASAN
Dalam Bab Pembahasan kita akan menghimpun dan menjelakan semua informasi yang berhubungan dengan Topik yang kita bahas dan tentu berlandaskan pada teori-teori atau data-data yang valid untuk mendukung keilmiahan Makalah Teknik Sipil yang dibuat.
TUGAS BESAR ILMU UKUR TANAH
BAB
I.
TEORI
PENGUKURAN
1.1. Pendahuluan
Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pengukuran
tanah diatas permukaan bumi untuk
mendapat ukuran danbentuk permukaan bumi sehingga dapat di buat suatu peta
teknis.
Pengukuran ini
di maksut untuk mendapat kan letak titik dan hubungan dengan permukaan tanah
baik secara Vertikal ataupun Horizontal.
1.2.Alat yang Digunakan
a.
Water
pass
Terdiri dari :
~
Teropong, Berguna untuk Melihat tegak yang diamati lewat benang Diafragma
(atas, tengah, dan bawah).
~ Nivo, erguna
untuk mengetahuidatarnya suatu tempat.
~ Bak ukur,
Berguna untuk mengetahui ketinggian suatu tempat.
b.
Theodolite
~ Teropong
~ Nivo
~ Pirian bacaan
Horizontal
~ Pirian bacaan
Vertikal
~ Centering, Berguna untuk titik pusat pitingan bacaan terhadap
titik yang di amati.
1.3
Pengukuran
Water Pass
a.
Pada
prakteknya di lapangan, data water pass di dapatkan dengan pembacaan muka
belakang BA, BT, BB
b.
Perhitungan
beda titik patik utama dengan rumus, BT belakang – BT muka
c.
Perhitungan
jarak Optis dengan rumus, ( BA – BB ) x 100
d.
Perhitungan
titik patok utama dengan rumus, tinggi yang di ketahui + beda tinggi + koreksi
H
e.
Perhitungan
kemiringan patok
Jarak ukur
f.
Perhtungan
Elevasi tanah dengan rumus, Duga – tinggi
g.
Perhtungan
Elevasi tanah dengan rumus, Duga – tinggi patok
1.4. Pengukuran dengan teori poligon
Adalah suatu usaha untuk menentukan letak dengan menggunakan lebih
dari satu titik
a.
Pada
praktek menggunakan theodolite maka di dapat pembacaan sudut Vertikal,
Horizontal, BA, BT, BB.
b.
perhitungan
azimuth
Dapat di
ketahiu setelah melihat gambar poligon yang terbentuk
c.
Perhitungan
koordinat
BAB
II
KEGIATAN
LAPANGAN
2.1.
Urutan Pengukuran
1.
Pasanglah
Statis dengan posisi yang sedatar
2.
Keraskan
kaki sekrup
3.
Letakan
Pesawat Ukur
4.
Tancapkan
Statis ke ppermukaan tanah agar tidak mudah roboh dan tidak goyang
5.
Gelombang
Nivo pada pesawat ukur di Stel kemudian teropong Horizontal dan Vertikal di
bidik pada target yang di ukur
6.
Gelombang
Novo pada Theodolite di stel dengan tepat berada pada tengah Nivo
7.
Penjelas
dengan benang Diafragma dengan menggeser lensa Okuler
8.
Sebelum
memulai pengukuran, kita harus melihat apakah alar tepat berada diatas patok
debgan melihat Centering khusus Theodolite.
2.2 Lapangan Kerja Pengukuran
~ Water Pass
1.
Siapkan
tabel pengamatan dan pusat sketsa dari patok yang ada
2.
Cacat
jenis pesawat ukur
3.
Pasang
dan stel pesawat tepat diantara dua patok
4.
Buka
sudut jurusan magnet, Sehingga arah utara magnet dapat diketahui.
5.
Arahkan
teropong kepada tiap 0 tiap patok kemudian masukan data yang diperoleh
~
Theodolite
1.
Siapkan
tabel pengamatan sesuai dengan pengukuran
2.
Catat
jenis Pesawat ukur yang di gunakan
3.
Pasang
dan stel alat tepat di atas masing – masing patok
4.
Buka
sudut jurusan magnet lalu kecilkan kembali sehingga sudut datar siap untuk di
bawa
5.
Putar
teropong dan arahkan pada titik P1 dan catat angka skala datanya
sebagai pembacaan datar sudut muka
6.
Ukur
dan catat ( P0 – P1 ) dengan rol meter
7.
Pindahkan
ke titik selanjutnya dan catat sudut datar belakang dan muka sampai ke titik
selanjutnya hingga kembali ke titik awal
8.
Di
saat memindahkan pesawat hendaklah berhati – hati agar sudut Vertikal
tidak bergeser dari deret
~ Kesalahan yang timbul dan cara
mengatasinya :
1.
Kesalahan
Besar, Timbul karena kekeliruan yang besar dapat di
atasi dengan pengamatan yang teliti
2.
Kesalah
kecil, Terjadi karen adanya ketidak telitian pada
pengamatan dan pada pada perubahan situasi di lapangan serta perbedaan kecil
pada pengamatan.
DAFTAR ISI
Kata pengantar
…………………………………………………………….. i
Daftar isi
…………………………………………………………………… ii
Bab I. Pengukuran
………………………….……………………………… 1
Bab II. Kegiatan
Lapangan ………….………………………………….…. 4
Ø Perhitungan Theodolite …………………………………………...… 6
Perhitungan
besar sudu patok utama …………………………….… 8
Perhitungan
sudut Azimut patok utama
………………………….... 11
Perhitungan
koordinat patok utama …………………………….…. 15
Perhitungan
sudut patok detail …………………………………….. 17
Perhitungan
sudut Azimut patok detail
……………………………. 19
Perhitungan
sudut lereng patok detail
…………………………….. . 24
Perhitungan
jarak optis patok detail
………………………………. .26
Perhitungan
jarak proyeksi patok detail
………………………….... 28
Perhitungan
absis dan koordinat patok detail ……………………... 30
Perhitungan
koordinat patok detail
………………………………... 34
Perhitungan
elvasi detail …………………………………………... 40
Perhitungan
beda tinggi ……………………………………………. 42
Perhitungan
luas poligon …………………………………………… 44
Ø Perhitungan Water pass …………………………………………..… 46
Perhitungan
Jarak optis patok utama
………………………………. 46
Perhitungan
tinggi patok utama ……………………………………. 48
Perhitungan
kemiringan patok utama ……………………………… 49
Kesimpulan ……………………………………………………………..…. 51
Saran …………………………………………………………………..…... 51
Penutup ……………………………………………………………..……... 52
KESIMPULAN
Adapun yang dapat kami simpulkan
pada praktikum ini adalah bahwa Ilmu ukur tanah adalah Ilmu yang mempelajari
tentang beberapa hal mengenai pengkurn tanah baik itu luasnya tanah maupun
tinggi rendahnya tanah yang telah di ukur.
SARAN
1.
Sebelum
melakukan kegiatan pengukuran, Stel alat yang akan di gunakan secara baik dan
benar
2.
Dalam
melakukan pengukuran atau pada saat mengukur perlu dituntut ketelitian agar
kesalahan data dapat di kurangi
3.
Periksalah
data yang telah di peroleh apakah sudah sesuai dengan hasil pengukurab yang
sebenarnya agar tidak mengalami kesulitan dalam perhitungan data nanti
4.
Koreksi
sudut harus mendekat 00º 00' 00" . Bila tidak sesuai maka
kesalahan pada penukuran sangat berpengaruh.





